Oleh: Herlianto A
Sumber: kitakininews |
Jika
di tanya tentang mahasiswa saat ini maka kita cendrung berasosiasi pesimis dan
bahkan negatif. Sederet anarkisme dan hedonisme tersaji sebagai alasan akan pesimisme
itu meskipun sebenarnya tidak semua mahasiswa berprilaku demikian.
Misalnya
mahasiswa Unisma (Universitas Islam Malang) kemaren dalam rangka memperingati
hari mahasiswa, mereka mengadakan baksos (bakti sosial)untuk warga sekitar
kampus yang meliputi masyarakat Dinoyo dan warga sekitar jalan Tata Surya.
acara ini diberi tema”kebersamaan dan
kepedulian bersama” dengan serangkaian acara yang meliputi: penyuluhan
kebersihan warga, pembagian tempat sampah, pengobatan gratis, donor darah dan
terakhir bersih-bersih kampus.
Selain
itu juga dibagikan beberapa angket pada masyarakat untuk mengetahui kesan
masyarakat terhadap mahasiswa saat ini serta harapannya kedepan. Karena ada
banyak opini berbeda tentang peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat saat
ini.
Menurut
Endang Pratiwi, presiden mahasiswa Unisma, baksos ini dilakukan agar berbeda dari kebiasaan
mahasiswa pada umumnya yang memperingati hari-hari bersejarah dengan aksi turun
jalan, padahal sebenarnya masyarakat butuh sentuhan langsung dari peran
mahasiswa. Terlalu naïf rasanya jika mendidik masyarakat hanya dengan sajian
aksi demonstrasi apalagi anarkisme dan dengan mengabaikan pendidikan
kebersamaan dan kepedulian pada masyarakat. Mahasiswa seharusnya juga menjadi
yang terdepan dalam menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kegotong royongan
yang saat ini mulai memudar dalam kehidupan bermasyarakat akibat terkikis oleh
nilai-nilai individualis yang telah dominan saat ini.
Menurut
Endang ternyata masyarakat lebih welcome terhadap kegiatan semacam ini,
masyarakat juga sudah bosan dengan tontonan kekerasan yang sering dipelopori oleh mahasiswa baik yang berupa
perusakan fasilitas kampus dan fasilitas umum apalagi bentrok antar mahasiswa.
Masyarakat memuji peran mahasiswa pada
reformasi Mei 1998, mereka dianggap sebagai suksesor turunya Suharto
dari kursi kepemimpinannya, namun saat ini appresiasi itu telah lusuh dan pudar.
Pernyataan ini juga diperkuat dengan
hasil angket yang didapat bahwa masyarakat lebih berharap kegiatan mahasiswa
yang langsung menyentuh pada masyarakat bukan aksi-aksi brutal.
Selain
itu masayarakat juga berharap agar mahasiswa tidak latah ikut-ikutan dalam
memperingati hari-hari khusus, seperti hari pendidikan, hari sumpah pemuda,
hari anti korupsi , hari HAM dll dengan aksi turun jalan hingga terlibat
praktek anarkisme, apalagi keikutsertaannya tidak didasari dengan pemahaman
yang komprehensif tentang masalah yang hendak diangkat. Karena masih ada banyak
hal lain yang bisa dilakukan dalam rangka memeperingati hari-hari khusus atau
hari bersejarah itu, salah satunya adalah bakti sosial.
Harapan
itu tergambar kuat dalam hasil angket yang telah didapat, yang mana dari lima
puluh angket yang telah disebar di dapat 10% sepakat dengan aksi mahasiswa, 45%
tidak sepakat dengan aksi, 30% sepakat dengan aksi damai dan 15% sepakat dengan
aksi sebagai opsi terakhir.
Dari
data itu menunjukkan bahwa harapan besar masyarakat pada mahasiswa adalah peran
sertanya dalam menata kehidupan bermasyarakat yang baik, kalau pun toh ada yang
sepakat dengan aksi turun jalan masih mensyaratkan beberapa hal.
Jadi
sudah saatnya mahasiswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap segala bentuk
tindakan yang telah dilakukannya.
0 Comments